Fajar Sadboy, Bikin Hati Orang Se-Indonesia ‘Hujan’ Air Mata

Nama Fajar Sadboy saat ini sedang viral. Bagaimana tidak, remaja 15 tahun asal Suwawa, Gorontalo ini tenar karena kata-kata “bijak” akibat percintaan yang kandas.

Dalam berbagai platform media sosial, video ia menangis akibat chatnya tidak dibalas oleh sang kekasih adalah video awal yang menjadikannya viral.

“Dari awal Oktober, saya chat cuman diread saja. Cinta memang enggak selamanya indah, tapi seenggaknya saya punya perjuangan yang seharusnya dihargai,” ujar pemilik nama asli Fajar Labatjo dikutip dari akun TikTok @dagelan_tiktok pada akhir Desember lalu.

Remaja yang kini sering disebut dengan Fajar Sadboy bertengger menghiasi YouTube acara dan artis ternama sebagai bintang tamu untuk diajak berbincang. Dengan raut wajah yang selalu terlihat serius, Fajar selalu dapat menjawab berbagai pertanyaan dengan gaya polos dan apa adanya.

Lalu sebenarnya bagaimana kepribadian Sadboy yang sedang trending ini menurut kacamata seorang psikolog?

Dalam pandangan psikologi, Psikolog anak, remaja, dan keluarga Efnie Indrianie, M.Psi dari Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung mengatakan bahwa, hal yang membuat ini menjadi trending adalah karena saat menggunakan media sosial kita biasanya memiliki konformitas yang tinggi, sehingga kita cenderung ikut memviralkan segala sesuatu yang banyak dibicarakan.

“Remaja biasanya menampilkan perilaku yang belum matang, namun Fajar sebaliknya. Ini yang menyita perhatian publik. Hal ini selaras dengan pandangan tentang proses berpikir manusia, apabila ada hal yang bertolak belakang dengan hal yang pada umumnya, maka hal yang berbeda tersebut pasti akan menyita perhatian banyak orang,” ujar psikolog yang juga menulis buku “Survive Menghadapi Quarter Life Crisis” ini.

Fajar Sadboy, wise atau malah negatif?

Menurut Efnie, pada umumnya pria akan mencapai proses kematangan yang lebih lambat dibandingkan wanita. Namun hanya sedikit pria yang bisa mencapai kematangan. Namun hal yang perlu dipahami adalah bahwa saat seseorang terlihat bijak dalam kata-kata, maka belum tentu akan bijak dalam berperilaku. Hal ini karena ada seseorang yang memang memiliki bakat di bidang berkomunikasi.

“Sebenarnya, menangisi kisah cinta tidak berkaitan dengan sikap wise. Namun, karena karakter yang bersangkutan sangat sensitif sehingga ia sangat mengutamakan perasaan. Secara umum sering disebut juga dengan “lembut hati”. Saat menghadapi kekecewaan maka yang ditampilkan bukan reaksi agresi kemarahan, namun dalam bentuk tangisan,” papar Efnie.

Jadi, bagaimana jika orang tua memiliki anak yang seperti ini? Menurut Efnie, “Yang harus dibekali adalah “pola berpikir” bahwa tidak semua orang bisa berlaku baik/manis pada kita, sehingga kita tetap harus berhati-hati dan waspada. Dididik juga agar tidak mudah memberikan kepercayaan pada orang lain, karena biasanya kondisi seperti bersifat “naif”. Namun untuk hal ini memang butuh proses yang panjang dan konsisten dalam memberikan pandampingan.”

Dan untuk Fajar, Psikolog Efnie berpesan, “Hal yang perlu diingat oleh Fajar adalah bahwa manusia memang memiliki persepsi/penilaian yang berbeda-beda dalam memandang segala sesuatu. Oleh kerena itu jika ada yang menyenangi/membenci dirinya hal tersebut sangatlah wajar. Selain itu kita pun tidak bisa menyenangkan semua orang. Hal yang paling utama adalah dekat Sang Pencipta dan berbuat baik dalam batas yang wajar.”

Dilansir dari:m medcom.id

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE