Jakarta: Mendengar nama Rowan Atkinson pastinya tidak bisa lepas dari sosok Mr. Bean. Karakter Mr. Bean seperti sudah menjadi takdir Atkinson.
Di mata orang-orang, sosok konyol itu seakan sudah menyatu dengan dirinya. Padahal, dalam kehidupan sebenarnya, kepribadian Rowan Atkinson sangat jauh berbanding terbalik dengan karakter Mr. Bean.
Rowan Sebastian Atkinson lahir di Consett, Inggris tanggal 6 Januari 1955. Publik mengenalnya sebagai komedian, aktor dan penulis.
Sejak kemunculannya di dunia hiburan pada 1979, ia sukses memerankan karakter di 22 film dan 35 serial televisi (termasuk Mr Bean).
Beberapa film yang dibintangi Atkinson di antaranya adalah Never Say Never Again (1983), Scooby Doo (2002), Johnny English (2003) dan Johnny English Reborn (2011).
Berikut ini 5 hal tentang Rowan Atkinson yang jarang orang tahu:
1. Seorang jenius dan lulusan S2 Universitas ternama
Kejeniusan Rowan Atkinson lewat idenya Mr. Bean nyatanya tidak selaras dengan latar belakang pendidikannya. Atkinson menyelesaikan gelar S2 Teknik Elektro di Universitas ternama Oxford.
2. Berasal dari keluarga miskin
Kedua orang tua Rowan, Erik Atkinson dan Ella May adalah keluarga petani miskin. Kini, keluarga Atkinson menjadi salah satu yang terkaya di tanah Britania Raya.
3. Seorang introvert
Rowan Atkinson sejak kecil merupakan seseorang yang jarang bersosialisasi dan lebih nyaman menghabiskan waktu sendirian.
4. Penggemar mobil balap dan penggila Porsche
Rowan Atkinson memiliki minat yang besar terhadap mobil balap. Bahkan dia pernah membeli McLaren F1 yang sangat langka. Selain itu, Rowan juga dikenal sebagai penggemar mobil Porsche.
\”Saya memiliki masalah dengan Porsche. Mereka mobil yang indah, tapi saya tidak bisa hidup hanya dengan satu (Porsche),\” demikian salah satu kalimat Atkinson yang menunjukkan betapa ia menyukai mobil pabrikan Jerman tersebut.
5. Aktif ikut demonstrasi di Inggris
Rowan Atkinson merupakan salah satu aktor Inggris yang aktif bersuara dan mengutarakan pendapatnya. Ia pernah memimpin koalisi para aktor dan penulis Inggris untuk menekan pemerintah meninjau kembali RUU Kebencian Rasial dan Agama. Ia juga gencar menyuarakan pendapatnya tentang isu seperti LGBT.