Pelatih tunggal putri Pelatnas Cipayung, Herli Djaenudin, mengaku lega dengan performa para pemainnya di turnamen bulu tangkis Australian Open 2022. Menurutnya, meski gagal juara, permainan Gregoria Mariska Tunjung dan Putri Kusuma Wardani (Putri KW) sudah mengalami peningkatan.
Australian Open yang tergolong turnamen BWF World Tour Super 300 berlangsung di Quay Centre, Sydney Olympic Park, selama lima hari (15-20 November). Saat itu, Gregoria memang mampu melaju ke final, sedangkan Putri KW bertahan hingga babak kedua.
Setelah menang atas Han Yue (Tiongkok) dengan skor 18-21, 21-16, 21-14 pada semifinal, Gregoria kalah di final dari unggulan pertama asal Korea Selatan, An Se Young dengan skor 17-21, 9-21. Sementara itu, Putri KW sempat menaklukkan wakil Malaysia Soniia Cheah dengan skor 21-19, 21-15 sebelum kalah pada babak kedua dari Nozomi Okuhara asal Jepang dengan skor ketat, 17-21, 21-16, 17-21.
“Performa Gregoria dan Putri KW di Australian Open bisa dikatakan cukup bagus. Keduanya menunjukkan adanya peningkatan performa,” kata Herli dalam rilis Tim Humas dan Media PBSI yang diterima Medcom.id, Senin (21/11/2022).
Gregoria, lanjut Herli, mengalami kemajuan secara keseluruhan meski menjalani empat turnamen secara beruntun, yakni Australian Open, Denmark Open, France Open dan Hylo Open. Semua itu, diarungi Gregoria dengan waktu istiharat kurang dari dua minggu.
Pada semifinal, Gregoria mampu mengatasi Han Yue lewat perjuangan keras. Kemudian, kemenangan tersebut juga makin spesial karena sekaligus menuntaskan revans atas kekalahannya di semifinal Hylo Open.
“Gregoria mampu tampil habis-habisan di semifinal. Dia ngotot dan punya semangat. Dia terus berjuang keras saat melawan Han Yue di semifinal. Setelah kalah di gim pertama, dia bisa bangkit untuk merebut dua gim berikutnya. Dia berjuang bahkan sampai muntah untuk menang,” ucap Herli.
Dengan kondisi kebugaran yang belum pulih, Gregoria tetap memaksakan diri melawan An Se Young pada laga pamungkas. Dia sempat mengimbangi permainan lawan pada gim pertama, tapi jadi sering melakukan kesalahan sendiri pada gim kedua gegara faktor stamina.
“Meski begitu, saya lihat antusiasme di lapangan dan rasa percaya diri Gregoria sudah kembali. Hal itu bisa menjadi modal untuk menghadapi kompetisi tahun depan. Tinggal ditambah latihan dan kekuatannya,” kata Herli.
Selanjutnya, Herli juga menilai Putri KW sudah tampil bagus ketika kalah tiga gim dari Nozomi. Anak didiknya itu dianggap mampu mengimbangi permainan lawan dan hanya kalah gegara melakukan kesalahan sendiri pada poin-poin akhir.
“Yang harus dicatat, Putri KW mampu melakukan revans kepada Soniia Cheah di babak pertama. Performanya lebih baik dibanding saat dikalahkan pemain Malaysia itu di babak pertama di Kejuaraan Dunia di Tokyo lalu,” tutup Herli.
Dirilis dari : medcom.id