Jakarta: Riri Muktamar, kakak sulung Tulus, membeberkan kebiasaan penyanyi itu sewaktu kecil. Tulus disebut sangat mahir menggambar dan bernyanyi sejak berusia kanak-kanak.
“Dari kecil dia sudah bisa bernyanyi dengan baik. Tapi yang dulu lebih terdeteksi oleh saya adalah kemampuannya menggambarnya,” kata Riri, dalam Ngobras bertajuk Industri Kreatif Tetap Bersinar di Era Pandemi, melalui Instagram @medcomid, Rabu 22 Juli 2020.
Tulus, kata Riri, kemudian melanjutkan bakat menggambarnya ketika dewasa. Dia memilih berkuliah di jurusan arsitektur Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, Jawa Barat.
“Dan memang dia arsitek kan,” ucapnya.
Selepas lulus kuliah, Tulus kemudian mencoba berpindah haluan menjadi musisi. Perjalanannya menjadi musisi pun didukung dan dibantu oleh Riri karena optimistis dengan bakat terpendam yang dimiliki adiknya itu.
“Dia sudah lulus kuliah, dia bilang mau rekaman lagu dengan Ari Renaldi (penata musik). Jadi simple, saya mau bantu karena merasa Tulus punya potensi. Dan demo lagunya sudah saya dengarkan di mobil saya, jauh sebelum jadi penyanyi profesional,” terang Riri.
Perjuangan Riri mendukung Tulus meraih impian menjadi penyanyi terbayar tunai hingga adiknya sukses menghasilkan dua albumnya bertajuk Gajah (2014) dan Monokrom (2016). Meski begitu, Riri yakin ilmu arsitektur tertuai dalam setiap lagu ciptaan Tulus.
“Dia menulis lagu kan dengan golden ratio, sebuah istilah yang dipakai arsitek yang saya tahu. Jadi kalau kita dengar lagu Tulus, kita seolah masuk dalam ruangan kan sebenarnya? Menurut saya, tidak secara sengaja ilmu arsitektur terkonsep di memori kolektif yang ada di kepala dia, di nurani dia dan kemudian muncul menjadi sesuatu yang kita nikmati bersama. Jadi menuurut saya, besarkah peran latar belakang arsitektur Tulus terhadap proses penciptaan lagu dia? kalau menurut saya, iya,” tandas Riri.