Jakarta: Para penggiat musik terus berupaya mencari cara terbaik untuk memasarkan karyanya, salah satunya seperti yang dilakukan Noisewhore.
Noisewhore adalah kolektif penggiat musik yang selama ini dikenal membuat webzine. Mereka baru saja merilis sebuah wadah bagi para musisi untuk menjual karyanya.
Wadah bernama The Storefront itu menawarkan model bisnis bagi hasil, 10:90. 10 persen untuk The Storefront, dan 90 persen untuk musisi. Mereka menawarkan laporan bulanan yang transparan, plus fasilitas pembayaran digital.
Argia Adhidhanendra dari Noisewhore menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan ekspansi bertahap, dari penjualan format digital rilisan musik, sampai merchandise dari musisi.
“Sampai bulan November ini (penjualan) stricly digital, nantinya kami akan jual physical goods (merchandise dan rilisan fisik. Untuk (penjualan rilisan digital musik) kami default mp3, tetapi pembeli bisa kami kirim email untuk file wav/FLAC,” kata Argia, saat dihubungi Medcom.id.
Sejaunh ini, The Storefront sudah memiliki delapan katalog. Di antaranya adalah album Curiouser & Curiouser dari Santamonica, album First Year dari taRRkam, dan album Titik Api dari Harry Roesli.
Aplikasi The Storefront tersedia untuk sistem operasi Android dan iOS. Juga dapat diakses melalui https://www.the-storefront.club/.