Monica Hapsari asal Tangerang di bawah bendera Orange Cliff Record asal Bandung, merilis single kedua proyek musik solonya berjudul, \”UMBRA.\”
Single ini ditulis Monica untuk mengingat kembali asal dan tujuan dalam hidup dan berkehidupan, selaras dengan jagad dan fenomenanya. Persembahan sebagai pengingat bahwa gelap dan terang, Mati dan hidup bukanlah lawan, melainkan satu harmoni keutuhan dalam rantai siklus jagad.
Pada tanggal 16 Mei 2022, terjadi fenomena alam gerhana bulan total pertama di tahun 2022 (Blood Moon) bertepatan dengan Hari Tri Suci Waisak 2566 BE, dan merupakan gerhana ke-34 dari 72 gerhana dalam siklus Saros 131. Gerhana bulan total ini tidak terlihat di Indonesia, namun dapat disaksikan di beberapa bagian Amerika, Timur Tengah, Eropa, Eropa Timur, Selandia Baru, Antartika, Afrika dan Pasifik Timur.
Single ini akan dirilis di tanggal 16 Mei 2022 pada pukul 11:11 WIB, bertepatan dengan waktu puncak gerhana bulan ini terjadi (fenomena Umbra). Sebagai penghormatan untuk fenomena alam, persembahan purifikasi untuk membersihkan dirinya sendiri dan bentuk tahapan penerimaan untuk melepas sebuah siklus usang yang telah mati.
Monica Hapsari memulai karier bermusik sejak tahun 2004 dengan bergabung dalam kolektif musik bernama Voyagers Of Icarie, di bawah naungan Budi Candra Marcukundha. Sejak itu, ia sempat bergabung dengan beberapa kolektif musik lain seperti Boys Are Toys, Pandai Besi dan sempat menyumbang vokal di dalam album Sinestesia oleh Efek Rumah Kaca.
Sebagai pekerja seni visual dan suara, Monica sempat terlibat dalam beberapa proyek kolaborasi musik dengan beberapa kolektif musik lain, seperti White Shoes and the Couples Company, Goodnight Electric, The Upstairs, Sore, dan lain sebagainya. Monica juga berkolaborasi dalam pembuatan karya visual untuk beberapa kolektif musik seperti Sore, Max Havelaar, Are You Alone, Monkey To Millionaire, Klarinet, Ninda Felina, Noh Saleh, Andien Aisyah, Tanayu, Trio Lestari, dan lain sebagainya.
Sejak 2018, Monica memulai proyek solo untuk musik dan suara. Mengutamakan eksperimen dengan improvisasi vokal, Monica terlibat dalam beberapa ajang seperti menjadi penampil pembuka pada konser Mitski Live at Jakarta, Be The Cowboy Tour 2018, Art Jog 2018, Festival Seni Media Instrumenta 2019 di Galeri Nasional Indonesia.
Sebelumnya, Monica baru menelurkan satu single rilisan musik resmi proyek solonya, berjudul \”Chant of The Sun Scream\” pada tanggal 14 Desember 2020, dalam rangka persembahan untuk fenomena gerhana Matahari total di tahun 2020 silam.
Bagi Monica, kementahan eksplorasi suara dengan segala kekurangannya, improvisasi langsung di panggung, merespon konteks dan bermain untuk mempertanyakan bentuk-bentuk pakem musik yang ada saat ini, menjadi fokusnya dalam berkarya. Untuk menghargai kegagalan, ketidaksempurnaan dan kesalahan teknis sebagai bentuk proses, dan berhenti untuk mengejar kesempurnaan dalam bermusik dan berkehidupan. Untuk memanusiakan suara, dengan segala kelemahannya, sebagai bentuk ekspresi internal diri dan tidak melulu impresi eksternal.
Monica menggunakan musik dan suara, sebagai alat untuk menjelajah dan bertumbuh ke dalam diri sendiri. Sebagai media untuk mencari, siapa dirinya, dan apa tujuan dia dilahirkan. Dengan segala kegagalan dan kekurangan.
Untuk single \”UMBRA\”, Monica berkolaborasi dengan rekan-rekan yang berbakat seperti Tesla Manaf (Kuntari) untuk proses Mixing dan Mastering, Tomy Herseta untuk Visual dan Video Lirik, Endira F. Julianda untuk arahan visual, Anindito AR dan Bob Edrian dari Orange Cliff Records.
Dilansir dari: medcom.id