Setelah jeda 4 tahun sejak album terakhir, The Changcuters akhirnya mengobati kangen para penggemar dengan meluncurkan album terbaru bertajuk Loyalis. Loyalis merupakan album ketiga dari kelompok musik yang digawangi oleh Tria (vokal), Qibil dan Alda (gitar), Dipa (bas), serta Erick (drum).
Album itu juga menjadi hadiah ulang tahun ke-16 The Changcuters dalam kiprahnya dalam industri musik Indonesia Tria mengungkapkan pilihan tahun peluncuran tidak terkait target. Sebab, The Changcuters tidak mempunyai target tertentu terkait waktu peluncuran album. “Sebenarnya gak sih (deadline), kita kalau bikin album tidak pernah menanggalkan, gak ada deadline yang pasti.
Deadline-nya bisa maju-mundur gitu istilahnya,” ujar vokalis bernama lengkap Mohammad Tria Ramadhani ketika wawancara live di Instagram Mediaindonesia.com, Rabu (14/10). Saat itu, Tria didampingi 4 personel The Changcuters. Mereka hadir lengkap dalam wawancara dengan jurnalis Wulandari di akun Instagram, Media Indonesia (14/10).
Meski demikian Tria juga menceritakan materi album Loyalis sebenarnya sudah mulai dikumpulkan dari 2 tahun lalu. Bahkan akhir 2019, materi itu sudah bisa dibilang siap luncur. Namun, mereka akhirnya memutuskan untuk merilis album ketiga di tahun 2020. “Kita sebenarnya memang ingin rilisnya 2019, karena memang materinya sudah banyak kumpulkan 2018, jadi 2019 seharusnya sudah 100% sih.
Cuma ternyata dipikir-pikir bagus 2020, kan bagus banget,” ujar Tria sembari tertawa. Empat tahun tanpa album baru bukan berarti The Changcuters tidak ada aktivitas. Justru mereka banyak aktivitas dari mulai kegiatan luring, hingga tour.
“Selama 4 tahun ini kita terpotong ada off-air, ada tour, ada segala macam,” tandas Tria. Masing-masing awak grup musik asal Bandung itu juga mengaku mempunyai kegelisahan yang sama. Kesamaan itulah yang menjaga semangat berkarya tetap menyala. “Biasanya kita kalau sudah lebih dari setahun setelah album meluncur, kita suka kayak punya deadline dalam diri masing-masing,” ujar salah satu personel. Loyalis menjadi rangkaian dalam konsep trilogi karya The Changcuters. Sebelumnya, mereka merilis Visualis (2013) dan Binauralis (2016).
“Jadi sebenarnya trilogi ini adalah sebuah konsep yang kita bikin tujuannya ingin kasih tahu musik sesungguhnya The Changcuters apa sih? Maksudnya ruh musik The Changcuters itu seperti apa?” tambah Tria. Mulanya mereka henda membuat satu album saja. Usai dipertimbangkan, satu album tidak cukup untuk memahamkan publik atas karya mereka.
Akhirnya, diputuskanlah tiga album dalam konsep trilogi. “Kita ingin buat satu album. Ternyata setelah dipikir-pikir kalau cuma satu album, kurang dapat, gimana kalau kita pecah jadi tiga album,” tandasnya. Penamaan masing-masing album juga menepati garis konseptual trilogi. Pertama, album Visualis ingin memaknai perkenalan yang diawali dari aktivitas pandang.
Kedua, Binauralis dimaksudkan sebagai pengenalan karya melalui pendengaran. Publik dan penggemar diharapkan paham dengan karya mereka. Barulah penggemar akan masuk dalam tahapan setia. “Sampai akhirnya di Loyalis, orang bisa loyal sama The Changcuters,” pungkas Tria.
ADVERTISEMENT