Pendapatan industri musik rekaman di Indonesia menempati posisi tepat di belakang Selandia Baru, meskipun pertumbuhan musik digital di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan.
Indonesia memiliki populasi yang sangat besar, yaitu 279 juta penduduk. Seharusnya dengan jumlah populasi yang besar tersebut, Indonesia dapat menghasilkan pendapatan musik yang besar pula.
Namun kenyataannya, Indonesia berada di belakang Selandia Baru yang hanya memiliki populasi sekitar 5,1 juta jiwa. Hal ini menjadi tantangan bagi para musisi yang ingin berkarier di Indonesia.
Meskipun demikian, sektor ekonomi digital di Indonesia sedang mengalami pertumbuhan yang pesat. Diperkirakan pada tahun 2025, ekonomi digital Indonesia akan mencapai angka $130 miliar.
5 fakta tentang pasar musik digital di Indonesia:
1. Musik digital menjadi penopang utama pasar musik Indonesia. Berdasarkan laporan Global IFPI, streaming musik menyumbang 90,6% dari pendapatan musik di Indonesia pada tahun 2022, dengan peningkatan sebesar 36,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan tahunan rata-rata sejak 2019 hingga 2022 mencapai 35%.
Google, Temasek, dan Bain Company juga melaporkan bahwa pada tahun 2022, sekitar 38% penduduk Indonesia menggunakan layanan musik on-demand setidaknya sekali seminggu.
2. Mayoritas penduduk Indonesia lebih memilih menggunakan aplikasi streaming musik digital seperti Spotify, YouTube, Resso, TikTok, dan Apple Music. Namun, sebagian besar dari mereka memilih menggunakan paket freemium daripada paket premium yang berbayar.
Diperkirakan kurang dari 1% dari total populasi Indonesia yang bersedia membayar untuk paket premium. Hal ini berbeda dengan Amerika Serikat yang memiliki lebih dari 35% penduduknya yang bersedia membayar untuk paket premium atau berlangganan.
3. Masyarakat Indonesia cenderung lebih menyukai musik internasional daripada musik lokal. Beberapa tahun yang lalu, sekitar 70% penduduk Indonesia lebih menyukai musik internasional daripada musik lokal.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, konsumsi musik lokal mengalami peningkatan sebesar 10%. Saat ini, sekitar 60% penduduk Indonesia menyukai musik internasional dan 40% menyukai musik lokal. Meskipun demikian, musik internasional masih memiliki persentase yang lebih tinggi daripada musik lokal sebesar 20%.
4. Video memiliki pengaruh besar dalam pasar musik digital di Indonesia. Indonesia menempati peringkat ketiga di dunia dalam hal penggunaan YouTube dan peringkat kedua dalam penggunaan TikTok.
Hal ini disebabkan karena masyarakat Indonesia lebih menyukai melihat visual atau video ketika mendengarkan musik. Oleh karena itu, banyak musisi yang mengunggah video pra-rilis sebagai konten YouTube Shorts atau TikTok yang memiliki durasi pendek, sekitar 15-30 detik, sebagai pengantar sebelum lagu tersebut dirilis.
5. Musik dangdut memiliki tren yang menarik dalam beberapa tahun terakhir, yaitu peningkatan jumlah cover lagu atau perilisan ulang lagu dengan penyanyi yang berbeda. Lagu yang sama dapat direkam oleh penyanyi yang berbeda dan diunggah oleh label rekaman yang berbeda dalam waktu yang hampir bersamaan.
Hal ini mengejutkan karena setiap lagu yang dirilis dapat mencapai jutaan penonton. Namun, Dahlia Wijaya, Country Manager Believe, menekankan pentingnya eksklusivitas dan orisinalitas lagu dalam menciptakan keterlibatan yang kuat antara artis dan penggemar. Ia mendorong para produser untuk menciptakan konten-konten eksklusif.