Jakarta: Jupiter dilaporkan bertindak sebagai planet yang membantu kehidupan di Bumi tetap berlangsung. Bantuan Jupiter ini dihadirkan dengan cara membelokkan asteroid berbahaya sehingga tidak memasuki tata surya bagian dalam dan bertabrakan dengan planet lain, termasuk Bumi.
Mengutip earthsky, sekelompok astronom internasional yang dipimpin Martin Shclecker dari Max Planck Institute for Astronomy (MPIA) mengumumkan studi baru. Studi ini menunjukan bahwa jenis pengaturan planet pelindung ini lebih umum dari yang diketahui sebelumnya.
Dan simulasi komputer menyebut bahwa planet berbatu serupa Bumi, atau disebut dengan istilah Bumi Super, kerap ditemukan berdampingan dengan planet berukuran lebih besar serupa Jupiter. Simulasi tersebut merupakan bagian dari penelitian yang terfokus pada planet Bumi Super.
Istilah Bumi Super diberikan kepada planet dengan kontur berbatu dan berukuran lebih besar dari Bumi namun lebih kecil jika dibandingkan dengan Neptunus atau planet dengan komposisi kandungan mayoritas gas.
Sebagai informasi, Bumi Super disebut ilmuwan memiliki kelembaban lebih kering, dengan atmosfer lebih tipis dan relatif sedikit air atau es. Dan Schlecker menjelaskan bahwa berdasarkan simulasi, Bumi Super es atau super-Bumi berbatu dengan es minim terbentuk bersama dengan Jupiter bersuhu dingin.
Namun simulasi ini disebut Schlecker belum dapat memastikan menyoal kecocokan untuk planet dengan ukuran hampir sama dengan Bumi. Sebab, penelitian ini lebih berfokus pada Bumi Super. Sebab, penelitian ini lebih berfokus pada Bumi Super.
Sedangkan menurut salah satu penulis makalah dari Universitas Bern Christoph Mordasini, timnya melakukan evaluasi statistik terhadap simulasi komputer baru, yang melibatkan 1.000 sistem planet dalam proses evolusi di sekitar bintang mirip Matahari.
Simulasi tersebut tampaknya menunjukkan hal berbeda, sebab dari hasil simulasi, hanya sekitar sepertiga bagian Jupiter bersuhu dingin, dan diperkirakan memiliki Bumi Super dalam sistem yang sama.