Jakarta: Sebagai karya dari perusahaan asal Amerika Serikat (AS), WhatsApp di negara tersebut justru tidak memiliki jumlah pengguna besar seperti di negara lain, termasuk di Indonesia. Platform komunikasi ini tidak populer di kalangan pengguna teknologi AS bahkan sejak awal kemunculan, hingga saat ini.
Akuisisi yang dilakukan Facebook pada perusahaan ini pada tahun 2014 juga tidak mampu membantu mendongkrak popularitasnya di AS. Menurut laporan dari We Are Social dan Hootsuite pada tahun 2020 ini, jumlah pengguna WhatsApp di AShanya diwakili oleh 19 persen dari jumlah pengguna internet secara keseluruhan di negara tersebut.
Sejumlah survei mencoba menemukan alasan di balik rendahnya popularitas WhatsApp di negara asalnya tersebut. Dan berdasarkan survei Science & Engineering Indicators 2018, warga AS sangat mementingkan privasi.
Sedangkan WhatsApp memiliki fitur bagi lokasi atau share location, menjadi salah satu penyebab ketidaknyamanan bagi warga AS. Selain itu, survei ini juga menyebut warga AS merasa tidak nyaman akibat fitur status sebagai indikator pengguna online atau offline yang dimiliki WhatsApp.
Kehadiran fitur untuk memeriksa waktu terakhir pengguna online atau last seen dan status sedang diketik atau typing turut disebut sebagai alasan lain yang menyebabkan warga AS tidak nyaman untuk menggunakan WhatsApp, meski fitur ini dapat diatur.
Selain itu, mahalnya harga paket data yang ditawarkan operator telekomunikasi AS juga menjadi alasan WhatsApp tidak populer di kalangan warga AS. Sebab WhatsApp menawarkan fitur telepon dan video call gratis hanya jika terhubung ke WiFi, dan akan dikenakan tarif data jika tidak terhubung ke WiFi.
Sejumlah operator justru mematok tarif tetap dan gratis telepon untuk beberapa menit, sehingga menelepon lebih banyak digunakan warga AS. Hal ini berbeda dengan sejumlah negara lain yang justru mematok biaya telepon dan SMS reguler lebih mahal dibanding dengan paket data.
Sementara itu, survei juga menyebut bahwa pengguna perangkat iOS di AS lebih besar jika dibandingkan dengan pengguna perangkat Android. Perangkat iOS tersebut telah dibekali dengan aplikasi iMessege, sehingga warga AS merasa tidak perlu untuk mengunduh aplikasi baru.
Warga AS juga disebut sangat berhati-hati dengan aplikasi baru, meski beberapa di antara tidak khawatir dengan aplikasi baru. Meskipun demikian, umumnya warga AS tersebut lebih menyukai aplikasi komunikasi lain seperti skype atau Facebook Messenger, mengingat Facebook Messenger telah terkoneksi dengan akun utama Facebook, sehingga mereka tidak perlu membuat akun baru.